Nah, dry down-nya ini terasa manis, namun tetap strong. Aroma vanilla, tonka bean dan cengkehnya masih tertinggal hingga akhir, membuat parfum ini masuk ke kategori parfum manis dengan sentuhan spicy. Saya baru paham kenapa orang-orang bilang parfum ini manis. Ternyata memang beneran manis, tapi bukan manis yang pure manis kayak aroma madu, kue, atau aroma buah-buah manis. Nggak, ini bukan tipe aroma manis yang berdiri sendiri. Manisnya itu unik karena ada kesan tegas di dalamnya. Bukan manis yang manja menye-menye, tapi manis yang penuh ketegasan dan dewasa.
The Great Batavia menambah pengetahuan saya definisi aroma manis yang tidak biasa. Thank you, Project 1945!
Menurut saya, parfum ini cocok untuk cowok, meski diklaim sebagai unisex.
Kalau saya harus menggambarkan situasi parfum ini, kira-kira begini:
Sore hari, suasana kafe di sudut kota Melbourne. Matahari bersinar dengan teduh, langit berwarna keemasan. Dari dalam kafe, aroma manis kue dan kopi menguar ke udara. Orang-orang berlalu lalang. Tiba-tiba, seorang mas-mas mature lewat. Mas-mas ini membawa aroma manis yang deep dan misterius. Kita menoleh untuk melihat siapa yang barusan lewat, namun kita hanya bisa menatap punggung mas-mas itu, karena dia sudah berlalu.
Dan, yah, kita hanya bisa menikmati aroma manis yang penuh ketegasan, hangat yang penuh kedewasaan, tanpa tahu siapa si empunya. Misterius, yet magis.